Elite PDIP Bambang Wuryanto menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai prime minister karena memiliki power politik besar. Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, membantah anggapan tersebut.
"Kalau dibilang power politiknya kuat, saya rasa nggak begitu," kata Jodi kepada wartawan, Jumat (8/4/2022).
Jodi menilai wajar jika Luhut kerap berkoordinasi lintas kementerian. Dia mengatakan justru hal itu diperlukan karena sejumlah isu yang ada harus ditangani oleh lintas kementerian.
"Sebagai Menko wajar kalau Pak Menko sering melakukan koordinasi lintas kementerian dan terkadang kementerian di luar lingkup koordinasi Kemenko Maritim dan Investasi," ujarnya.
"Hal ini diperlukan karena sejumlah isu diperlukan penanganan yang terintegrasi, terkadang lintas Kemenko," lanjut Jodi.
Luhut Disebut Prime Minister Punya Banyak Power
Sebelumnya, Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto menyindir Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang sempat bicara soal penundaan Pemilu. Dia menyebut Luhut, sang 'prime minister' yang memiliki power politik kuat.
Awalnya, Bambang bicara soal respons dirinya atas arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang menterinya berbicara penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan. Dia setuju dengan arahan Jokowi itu.
Bambang lantas meminta para menteri Jokowi sadar posisi. Dia menyebut arahan Jokowi sebagai peringatan.
"Maka, sadarlah pada posisimu, sebagai Pak Pres sedang mengingatkan menteri-menterinya agar sadar posisi. Tapi kalau Menteri Dalam Negeri ya itu, kalau mau ngomong masih ada make sense dengan tugasnya. Masih masuk akal kalau dalam tugas kalau Mendagri. Tapi menteri yang nggak ada urusannya, nggak usahlah," kata Bambang kepada wartawan di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (7/4).
Untuk diketahui, menteri yang pernah bicara penundaan pemilu adalah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan hingga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Bambang lantas dimintai tanggapan terhadap menteri-menteri tersebut apakah mereka dimaksud Jokowi. Bambang menyinggung Luhut 'prime minister'.
"Kalau Pak Airlangga sebagai ketum. Kalau sebagai menko, ya nggak pas. Kalau Pak Luhut ya monggo saja, bisa evaluasi sendiri. Kan banyak orang yang mengatakan beliau prime minister. Menteri utama. Menko kan menteri utama, Bos," ujar Bambang.
"Tapi orang juga paham sekali betapa Pak Luhut sangat kuat. Power politiknya kuat. Misalnya, contoh Pak Presiden pernah statement disetop ekspor kan gitu. Dua hari berikutnya dibuka lagi Pak Luhut yang statement. Itu clear-lah. Orang politik juga paham. Bambang Pacul orang politik, paham. Gitu loh. Tentu kalau dia dari sini kita sama-sama paham. Kita memahami, kita mengerti, tapi kita nggak bisa berbuat apa pun," ujar Bambang. [detik.com]
Posting Komentar untuk "Jubir Bantah Anggapan Luhut 'Prime Minister' Punya Power Politik Besar"