Kisah Penjahit Cari Konsumen ke Kampung-kampung, Saat Beras Habis dan Tak Dapat Jatah Bansos



                           
Mengatasi sepinya pesanan di saat pandemi yang tak kunjung berakhir, seorang tukang jahit, Muhamad Yusuf (27) terus berkeliling kampung.
Warga Blok Lamejajar, Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ini, berupaya menjadi tukang jahit keliling kampung, mencari kemungkinan ada warga yang butuh jasanya, untuk sekadar menjahit baju sobek atau permak pakaian.
Itu dia lakukan setelah hampir sebulan lebih, meski tidak ada seorang pun konsumen yang datang maupun memesan perbaikan melalui media sosial.
Sementara dia harus menghidupi istri dan kedua anaknya yang sudah mulai sekolah.
Ketika stok beras di rumahnya nyaris kosong, uang juga habis, bantuan sosial tidak pernah didapatnya, penghasilan dari menjahit jadi satu-satunya harapan.
“Sebulan lebih sepi, sementara makan harus. Dulu mah ketika sepi order, suka ada perusahaan jahitan yang memanggil saat sore hari, ketika karyawan lain sudah pulang,” ujar Yusuf.
Dalam semalam, katanya, dia pun bisa menyelesaikan dua baju dengan upah Rp30.000 per baju, tetapi kini permintaan ke pabrik itu pun merosot.
“Jadi saya berusaha memodifikasi sepeda motor agar bisa keliling (penjahit keliling), karena menjahit adalah satu-satunya profesi yang saya bisa dan tidak butuh banyak modal,” ucap Yusuf.


sumber ; https://www.pikiran-rakyat.com/j


Posting Komentar untuk "Kisah Penjahit Cari Konsumen ke Kampung-kampung, Saat Beras Habis dan Tak Dapat Jatah Bansos"