Belajar Tatap Muka Dinilai Baru Bisa Diterapkan 1,5 Tahun Usai Vaksinasi Guru

Informasiguru_Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo menilai pembukaan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka masih berisiko tinggi terjadinya penularan Covid-19. Menurut dia, masih butuh waktu 1,5 tahun lagi untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah kendati proses vaksinasi kepada guru dan tenaga kependidikan telah dilakukan.

"Kan buka sekolah itu berisiko tinggi untuk terjadi penularan. Maka saya mau tanya, kalau guru itu 5 juta orang misalnya sudah vaksinasi semua, nah sekarang pertanyaannya apakah pandemi sudah terkendali? Kan belum ya kan. Kalau kita ini mengandalkan vaksinasi dalam mengendalikan pandemi, maka (membuka sekolah) ketika sudah mencapai herd immunity," kata Windhu kepada Liputan6.com, Jumat (26/2).

Angka 1,5 tahun menurut Windhu cukup jika vaksinasi terus dilakukan untuk membentuk kekebalan kawanan atau herd immunity di masyarakat. Sehingga ketika terbentuk kekebalan ini, maka pandemi sudah dalam status terkendali.

Windhu menyarankan, protokol kesehatan di masyarakat menjadi kunci jika mau mengikuti jejak negara-negara lain yang saat ini telah lebih dulu membuka sekolah. Tanpa memahami protokol kesehatan pemberlakuan sekolah tatap muka sulit diberlakukan.

"Ya enggak bisa dong kecuali kalau mulai besok pagi kita betul-betul protokol kesehatan 100 persen dipatuhi dan karantina maupun isolasi harus dilakukan secara masif. Kalau kayak gitu kita bisa seperti Australia yang sudah bisa mengendalikan dengan cepat, mungkin Juli sudah bisa (buka sekolah) asal itu yang dilakukan, sekarang kita mau enggak melakukan itu? Wong sekarang sudah ambyar gini kok," ujar dia.

Windhu merasa pemerintah sedikit-dikit menyalahkan masyarakat atas ketidakpatuhan mereka terhadap protokol kesegatan. Padahal menurutnya pemerintah yang mempunyai peran sentral membimbing dan mendisiplinkan mereka lewat sebuah kebijakan.

Dia melihat, masyarakat pada umumnya patuh terhadap instruksi pemerintah. Namun jika pemerintah sendiri justru semangatnya melonggarkan maka pengendalian pandemi Covid-19 sulit dilakukan.

"Kita inikan gampangnya selalu menyalakan masyarakat, padahal masyarakat melakukan atau tidak melakukan itu tergantung dari kebijakan pemerintah kan. Wong pengendali itu pemerintah kok, di masa darurat itu siapa pengendalinya? Pemerintah ini kan darurat kesehatan masyarakat statusnya saat ini. Nah kalau pemerintahnya sudah melonggarkan segalanya ya masyarakat ikut longgar dong. Jadi semua itu tergantung pemerintah, masyarakat mah tinggal dipegang aja," pungkasnya.


Vaksinasi Guru

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pemberian vaksin Covid-19 tahap kedua bagi tenaga pendidikan yang berlokasi di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2). Mulai dari guru hingga dosen.

Jokowi berharap setelah pemberian vaksinasi tenaga pendidikan di DKI Jakarta, menyusul seluruh daerah. Sehingga awal semester kedua atau pada Juli 2021 pembelajaran tatap muka bisa dilakukan kembali.

"Tenaga pendidik, kependidikan, guru ini kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan," kata Jokowi saat meninjau pemberian vaksinasi Covid-19 di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2).

Jokowi juga menargetkan pemberian vaksin untuk tenaga pendidikan hingga Juni 2021 bisa capai 5 juta dosis vaksin. Sehingga kondisi bisa kembali seperti sediakala.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka bisa dimulai setelah vaksinasi Covid-19 pada guru dan dosen selesai dilaksanakan.

"Kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni, maka tahun ajaran berikutnya, pada Juli, bisa melakukan pembelajaran tatap muka," katanya pada acara peluncuran program vaksinasi guru di SMAN 70 Jakarta, Jakarta, Rabu (24/2).

"Esensi dari kebijakan ini, dan kenapa tenaga pendidik itu menjadi salah satu yang prioritas adalah, sudah cukup lama anak-anak kita tidak sekolah tatap muka," katanya.

Ia menekankan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan selama penularan Covid-19 belum terkendali.

Mendikbud mengatakan, pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat supaya pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan lagi karena pelaksanaan pembelajaran dari jarak jauh dalam jangka panjang bisa mempengaruhi perkembangan anak.

"Kita mengambil tindakan yang cepat dan gesit untuk bisa melaksanakan lagi sekolah tatap muka," katanya.

Pada peluncuran program vaksinasi Covid-19 pada tenaga kependidikan di SMAN 70 Jakarta, ada 650 guru, dosen, tenaga kependidikan, hingga pegiat pendidikan yang menjalani vaksinasi. Vaksinasi pada tenaga kependidikan juga dilaksanakan di daerah-daerah yang lain di bawah koordinasi dinas terkait.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan vaksinasi Covid-19 pada sekitar lima juta guru bisa selesai Juni 2021.


Sumber : Merdeka.com

Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.

Posting Komentar untuk "Belajar Tatap Muka Dinilai Baru Bisa Diterapkan 1,5 Tahun Usai Vaksinasi Guru"