INOVASI KURIKULUM



Pengertian Inovasi Kurikulum
Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa  ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan. Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah, 1992:80).
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Inovasi sendiri terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi. Ibrahim (1988: 71-73) menyebutkan bahwa tipe keputusan inovasi pendidikan termasuk didalamnya inovasi kurikulum dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Keputusan inovasi pendidikan opsional, yang mana pemilihan menerima atau menolak inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sosial lain;
2. Keputusan inovasi pendidikan kolektif, yang mana pemilihan menerima dan menolak inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama atas kesepakatan antar anggota sistem sosial;
3. Keputusan inovasi pendidikan otoritas, yang mana pemilihan untuk menerima dan menolak inovasi yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang dan kemapuan yang lebih tinggi daripada anggota lain dalam sistem sosial;
4. Keputusan inovasi pendidikan kontingen, yang mana pemilihan untuk menerima atau menolak keputusan inovasi pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada keputusan yang mendahuluinya.
Kita selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya memuaskan. Oliva (1984), seorang ahli kurikulum, menyebutkan bahwa pada awal munculnya kata �curriculum� di jaman Romawi mempunyai arti yaitu jalur atau gelanggang pacu yang harus dilewati pada perlombaan kareta kuda. Ternyata, dua puluh satu abad kemudian. kata kurikulum selalu digunakan dalam dunia pendidikan dan berkembang menjadi konsep yang artinya luas dan abstrak. Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya (Sukmadinata, 2004).
Dalam arti murni, kurikulum adalah langkah-langkah yang dilaksanakan dalam suatu pekerjaan agar tercapai suatu tujuan tertentu. Ini berarti kurikulum dalam satu lembaga pendidikan adalah langkah-langkah yang harus ditempuh guna pencapaian tujuan. Ahli lain menyebutkan kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran mengenai suatu bidang ilmu atau keahlian khusus, yang tujuan, isi, dan kegiatannya terprogram serta pelaksanaannya di bawah naungan suatu lembaga pendidikan. Sebagai hal yang terprogram, kurikulum berisi perencanaan yang ingin dicapai, tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan diajarkan, pembelajaran, dan alat-alat pembelajaran. Kurikulum dapat dianggap mantap dan baik untuk suatu masyarakat dan pada masa tertentu apabila di dalamnya mempunyai relevansi isi dengan tujuan pendidikan nasional.
Memang kita akui bahwa pada jaman yang senantiasa berubah dituntut diadakannya penyempurnaan kurikulum untuk menyahuti perkembangan jaman dan tuntutan pembelajar. Jadi, tidak benar anggapan selama ini bahwa pergantian kurikulum disebabkan pergantian menteri. Di samping itu, pembaharuan kurikulum bukanlah topik yang baru, terutama di Amerika Serikat. Pembaharuan dilakukan karena mendesaknya perbaikan sekolah yang mencakup semua aspek persekolahan.
Salah satu usaha yang amat besar dalam memperbaharui kurikulum terjadi pada kurun waktu tahun enam puluhan (1960-an), khususnya setelah peluncuran pesawat sputnik Uni Sovyet. Amerika Serikat sangat tertantang dan yang pertama dibenahi dan disempurnakan adalah kurikulum persekolahannya. Saat itulah disebut era pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum mencakup semua aspek kurikulum, seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses belajar mengajar, metode, pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil belajar siswa. tentu yang lebih baik.
Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memastikan apakah satu sekolah perlu melakukan suatu perubahan.
Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan Pemerintah. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Kompetensi merupakan kemampuan mengerjakan sesuatu yang berbeda dengan sekedar mengetahui sesuatu. Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja (Hamalik, 2000). Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus setiap saat akan memungkinkan bagi seseorang untuk berkompeten, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Kompetensi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menstransfer dan menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang pada situasi yang baru.
2.1.  Pengertian Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002).
Rumusan lain tentang kompetensi menurut McAshan (1981) adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotornya. Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambar dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku, artinya bagaimana implementasi pengetahuan itu diwujudkan dalam pola tindakan yang siswa lakuakn sehari-hari. Sehingga kompetensi itu pada hakekatnya merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang direfleksikan dalam bentuk kebiasaan berfikir dan bertindak.
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajarn untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang datang dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
2.2.  Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam KBK siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana konsep yang dipelajari berdampak pada perilaku dan pola pikir dan bertindak sehari-hari. Dan dalam KBK pun menghargai bahwa setiap siswa memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda sehingga  diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh karena itu dalam KBK, proses pembelajaran harus didesain agar dapat melayani setiap keberagaman tersebut.
Karakteristik Utama KBK sebagai sebuah  Kurikulum:
  1. KBK memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasai dan dicapai siswa.
  2. Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.
  3. Evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci, yaitu:
  1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinyasejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
  2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
  3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
  4. Sumber belajar bukan hanya untuk guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
  5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah memahami karakteristik KBK, maka sebenarnya apa yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya.
2.3.  Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses kompleks dan melibatkan berbagai faktor terkait. Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. penerapan KBK memungkinkan gurumenilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah kompetensi berikutnya.
Asas Pengembangan KBK
  1. Asas Filisofis
Berkenaan dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan arah dan tujuan yang musti tercapai. Itu sebabnya dalam KBK, filsafat sebagai sistem nilai menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Di Indonesia sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila. Dengan demikian isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan tentang kandungan nilai-nilai pancasila.
1. Asas Psikologis
Berhubungan deng aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik. Secara psikologis anak didik memiliki perbedaan baikminat, bakat maupun potensiyang dimilikinya. Dengan demikian baik tujuan, isi maupun strategi pengembangan KBK harus memperhatikan kondisi tahapan perkembangan dan psikologi belajar peserta didik.
2. Asas Sosiologis
Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Karena itu kurikulum sebagai alat da pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ketiga asas tersebut merupakan landasan pokok KBK sebagai pedoman dan perangkat perencanaan, implementasi dan pelaksanaan yang dibingkai oleh tiga sisi yang sama-sama penting.
Prinsip Pengembangan KBK
Proses pengembangan KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai berikut:
  1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
  2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.
  3. Penguatan integritas nasional.
  4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.
  5. Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
  6. Pilar pendidikan.
  7. Komprehensif dan berkesinambungan.
  8. Belajar sepanjang hayat.
  9. Diversifikasi kurikulum.
Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran
Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus berorientasi pada siswa sebagai subjek bukan sebagai objek pembelajaran. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran, diantaranya:
  1. Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
  2. Rancangan pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana pembelajarn yang tersedia.
  3. Pembelajarn harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan belajar.
  4. Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi.
  5. Pengembangan Proses Pembelajaran
KBK sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada pencapaian kompetensi, memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran yang musti dilakukan guru dan siswa. Konteks pembelajaran yang diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar. Proses pembelajarn tidak hanya diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran akan tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.
Pengembangan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu. Karakteristik evaluasi meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai. Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari pengumpulan data dan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh. Sebagai bentuk kurikulum yang menghendaki ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk penilaian harus dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. Kedua fungsi evaluasi ini sangat penting artinya sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.
Inovasi Kurikulum Berbasis Mayarakat
Perkembangan pendidikan anak sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
3.1.  Pengertian Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebutan kurikulum ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan:
  1. Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
  2. Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
  3. Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa keuntungan antara lain: pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Secara filosofis, pendidikan merupakan kebutuhan dan hak setiap manusia dalam mempersiapkan kehidupannya yang lebih baik di masa mendatang. Dengan demikian pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kepribadian, sikap dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dan pendidikan lebih lanjut.
3.2.  Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
-       Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks.
-       Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
-       Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.
-       Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
-       Strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia(nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, KKN, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.
  1. Karakteristik materi pembelajaran
Agar penjabaran dan penyesuaian dengan tuntutan kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan, kriteria tersebut antara lain: validitas, tingkat kepentingan yang benar-benar diperlukan oleh siswa, kebermanfaatan, layak dipelajari, menarik minat, alokasi waktu, dan sarana serta sumber belajar.
Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mustinya mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Dan materi pembelajarnnya pun harus dapat memberikan pembekalan kemampuan atau kecakapan kepada peserta didik dan mempunyai serta dapat hidup mandiri dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis masyarakat berperans sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan, sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk dignakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar.
Penilaian dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menaksirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengmbilan keputusan. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja, dan tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Semua sumber di masyarakat sebagai laboratorium untuk praktik sesuai kepentingan pembelajaran siswa. Masyarakat secara keseluruhan memiliki berbagai dimensi seperti: keluarga, teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan kehidupan lainnya. Dimensi tersebut masing-masing mengandung aspek manusiawi, kelembagaan, sistem kehidupan, metode kerja dan kondisi situasi dengan karakteristiknya sendiri.
3.3.  Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat
Komponen-komponen kurikulum berbasis masyarakat:
  1. Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
  2. Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
  3. Tujuan kurikulum.
  4. Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
  5. Tujuan pembelajaran.
  6. Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
  7. Teknik evaluasi (proses dan produk).
  8. Implementasi strategi pembelajaran.
  9. Penilaian dalam pembelajaran dan
  10. Evaluasi program kurikulum.
Berorientasi pada komponen-komponen kurikulum tersebut, maka langkah-langkah pengembangannya terdiri dari:
Langkah 1: Penentuan tujuan pendidikan berdasarkan filsafat dan psikologi pendidikan juga berdasarkan spesifikasi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan siswa.
Langkah 2: Analisis kebutuhan masyarakat sekitar, siswa dan mata ajar.
Langkah 3:Spesifikasi tujuan kurikulum baik tujuan umum maupun tujuan khusus.
Langkah 4: Pengorganisasian dan implementasi kurikulum dan struktur program.
Langkah 5: Spesifikasi tujuan pengajaran termasuk TPU dan TPK.
Langkah 6: Seleksi strategi pembelajaran meliputi kegiatan, model, dan metode pembelajaran.
Langkah 7: Seleksi awal teknik evaluasi.
Langkah 8: Seleksi final teknik evaluasi (langkah ini dilakukan setelah langkah 5).
Langkah 9:  Implementasi strategi pembelajaran secara aktual.
Langkah 10: Evaluasi pengajaran untuk menilai keberhasilan siswa dan efektivitas pembelajaran dan perbaikan evaluasi.
Langkah 11: Evaluasi program kurikulum.
IV.Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun klasikal aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik bermakna dan otentik. Semuanya menekankan pada cara menyampaikan pelajarn yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.
4.1.  Pengertian Kurikulum Berhubungan dan Berisi Keterpaduan
Pendekatan keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun antar komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem menitikberatkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelngkapan, kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi anatar komponen-komponennya.  Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa. Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen masukan, proses dan produk secara seimbang dan setaraf. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam kurikulum secara terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu untuk mengembnagkan kemampuan yang merupakan gejala tingkah laku berkat pengalaman belajar.
4.2.  Komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Komponen kurikulum berbasis keterpaduan saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen metode terdiri dari program pembelajarn, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan dan biaya. Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan summatif. Komponen balikan berguna untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
4.3.  Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu: berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi pancasila, berdasarkan psikologi belajar Gestalt, berdasarkan landasan sosiologis dan sosio kultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan peserta didik, ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, sistem penyampainnya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni unit pengalaman dan unit mata pelajaran dan peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik, bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
4.4.  Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu yang berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit. Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu pengajaran unit. Dengan perkataan lain, resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
Tujuan Sumber Unit
  1. Menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan dalam merencanakan sesuatu unit dan berisi saran-saran, petunjuk-petunjuk tentang kegiatan menentukan lisiswa, baik secara perorangan maupun kolektif.
  2. Memberikan bimbingan atau petunjuk dalam menentukan lingkup masalah atau syarat-syarat tentang tingkat tujuan yang hendak dicapai.
  3. Memuat hal-hal yang dapat dijadikan petunjuk dan bantuan mengajar secara teratur dan tersusun agar lebih efektif.
  4. Memuat saran tentang penilaian.
  5. Menunjukkan bermacam-macam pengalaman tertentu yang dapat dipergunakan guru dan mengembangkan satuan pengajaran.
Kriteria Penyusunan Rencana Umum
  1. Rencana umum bernilai atau dapat digunakan di dalam bnayak situasi dan bersifat fleksibel, baik isi maupun prosedur mengajar dan belajar.
  2. Rencana umum dikembangkan oleh kelompok guru dan bukan hanya oleh seorang guru saja.
  3. Cara yang paling efektif adalah apabila rencana tersebut dilaksanakan oleh kelompok guru yang telah mempersiapkannya.
  4. Rencana umum disusun sedemikian rupa agar mudah dilakukan dan diubah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang tersedia.
  5. Program ini menyediakan cukup persiapan fasilitas, waktu bagi peserta pelayanan dan ketatausahaan.
Organisasi dan Isi Rencana Umum
  1. Filsafat dan tujuan sekolah seharusnya benar-benar dipahami oleh guru yang menyusun dan dirumuskan secara jelas.
  2. Tujaun rencana tersebut seharusnya memberikan sumbangan yang bermakna bagi pencapaian tujuan dan memberikan arah bagi pengembangan pembelajaran.
  3. Ruang lingkup resource unit berisiskan suatu perumusan scope yang jelas seperti pembatasan istilah yang digunakan.
  4. Kediatan yang disarankan meliputi sejumlah kegiatan belajar bagi individu dan kelompok dipilih secara organisir agar dapat digunakan secara efektif.
  5. Rencanakan secara lengkap buku-buku sumber dan alat bantu yang akan digunakan.
  6. Prosedur evaluasi dan alat-alatnya dipilih sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dan menjadi bagian integral dari rencana umum.
  7. Pengalaman dalam suatu unit kerap kali membantu guru dalam perencanaan unit-unit selanjutnya. Sesuatu rencana umum berisi banyak kemungkinan yang mendorong penyelidikan dan belajar hal-hal baru.
  8. Diperlukan diskusi tentang berbagai rencana umum dalam rangka perencanaan secara kooperatif.
BAB III
KAJIAN EMPIRIK
Salah satu contoh dari kurikulum berbasis masyarakat:
Karena pengaruh perkembangan teknologi terjadi perubahan yang cukup drastis dalam segala bidang termasuk pekerjaan. Masyarakat perkotaan berubah cepat dibandingkan masyarakat pedesaan. Perubahan kehidupan agraris berubah menjadi pola kehidupan industri, dimana kehidupan masyarakatnya menuntut memiliki spesialisasi dan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan. Sehingga sifat-sifat kebersamaan, hidup lebih santai diganti oleh sikap individualis dan kerja keras. Dari persoalan itulah dapat diupayakan, sikap kita dengan kehidupan kita saat ini yang menuntut perkembangan teknologi dengan begitu cepatnya, tetap membuat kita tidak termakan oleh zaman dan melupakan kebiasaan dahulu yang sudah menjadi kebiasaan budaya nenek moyang, seperti kehidupan dengan sifat kebersamaan dan gotong royong. Dengan perubahan zaman seperti apapun tetap membuat kita berpegang pada kebiasaan yang sudah menjadi adat kebiasaan kita.
BAB IV
KESIMPULAN
Inovasi Kurikulum merupakan suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Inovasi sendiri terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi.
Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.
Sampai saat ini telah mengalami perubahan penyempumaan (inovasi) kurikulum mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Implernentasi suatu inovasi kurikulum dimaksudkan untuk menyahuti perkembangan jaman dan meningkatkan mutu suatu satuan pendidikan. Namun, sering inovasi-inovasi tersebut mengalami kegagalan dan tidak pernah diimplementasikan.
Inovasi kurikulum ini bukan hanya perubahan pemikiran, tetapi yang paling penting adalah perubahan perilaku dalam pembelajaran. Dan suatu inovasi tidak begitu saja dapat diterima. Perubahan-perubahan yang dibawa inovasi memerlukan persiapan dan waktu yang panjang, Kecepatan pelaksanaannya tergantung pada kondisi sekolah dan kesiapan para pelaksana (Hasan, 1995), cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik inovasi.
REKOMENDASI
Dari laporan makalah yang kami buat, kami merekomendasikan pernyataan sebagai berikut:
  1. Setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.
  2. Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja.
  3. Dinamika masyarakat yang semakin berkembang namun tetap pada koridor yang semustinya, pengetahuan dan tekhnologi berkembang, namun tidak mengurangi kebiasaan serta pola-pola kehidupan masyarakat sebelumnya.

Posting Komentar untuk "INOVASI KURIKULUM"