Kepala Sekolah Buka Suara soal 3 Siswa SD Tak Naik Kelas

Informasiguru_Sebanyak tiga siswa SD Negeri 051 Tarakan, Kalimantan Utara yang tidak naik kelas selama tiga tahun berturut-turut disebut tidak mendapatkan nilai agama yang lengkap sehingga mengakibatkan mereka tidak bisa naik kelas.

Kepala Sekolah SD tersebut, FE Hasto Budi Santoso mengatakan tiga anak tersebut mengikuti pelajaran agama setelah sempat dikeluarkan dari sekolah.

Namun seiring berjalannya waktu, sikap yang ditunjukkan tiga anak tersebut terhadap tugas-tugas sekolah menunjukkan bahwa Saksi Yehuwa berbeda dengan Kristen.

"Dia mengikuti pelajaran agama tapi untuk tugas-tugas tertentu dia semakin menunjukkan bahwa Saksi Yehuwa itu bukan Kristen sehingga si guru agama tidak mendapatkan nilai yang lengkap bagi yang bersangkutan," kata Hasto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/11).

Menurut Hasto, karena nilai agama yang mereka dapatkan tidak lengkap, ketiganya tidak bisa naik kelas. Menurut Hasto, hal ini sesuai dengan mekanisme yang berlaku di sekolah pada umumnya.

Hasto menuturkan dalam kasus tidak naik kelas di di masa pertama adalah mereka tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, hormat pada bendera, dan tidak mau menyanyikan lagu-lagu Kristiani yang ada di dalam buku pelajaran agama sekolah.

"Alasannya sama tidak sesuai dengan keyakinan mereka," ujar Hasto.

Menurutnya, jika siswa mengikuti semua kegiatan yang diwajibkan pihak sekolah terkait mata pelajaran tertentu maka standar nilai pelajaran itu akan terlampaui.

"Kalau standar nilai di semua sekolah ya sama aja, dia harus melengkapi nilai kognitif, nilai psikomotorik, nilai afektif itu kan tetap," ujarnya.

Ketika ditanya persoalan ini timbul karena perbedaan agama, Hasto menepis. Menurutnya, masih terjadi dissenting opinion atau perbedaan pendapat yang tidak jelas mengenai akar masalahnya.

Hasto mengungkapkan kadang pengacara ketiga siswa itu mengatakan bahwa Saksi Yehuwa merupakan bagian dari agama Kristen. Namun, pada waktu tertentu, mereka menyatakan bahwa keyakinan itu bukan agama Kristen, tidak percaya Yesus, dan tidak merayakan natal.

"Itu kalau orang rapat masih dissenting opinion, ya nggak ada yang jelas ya karena memang kadang si pengacara ini kadang bicaranya nggak anu, sesuai kepentingan," ujarnya.

Sebelumnya, Komisioner KPAI, Retno Listyarti mengatakan pihaknya menerima aduan dari orang tua tiga bersaudara yang bersekolah di salah satu SD Negeri di Tarakan, Kaltara. Ketiganya tidak naik kelas selama tiga tahun berturut-turut.

Karena tinggal kelas selama tiga tahun berturut-turut, kata Retno, kondisi psikologis ketiga anak tersebut sangat terpukul. Mereka sudah mulai kehilangan semangat belajar dan malu dengan teman-temannya.

Retno mengatakan persoalan yang menimpa ketiga anak itu bukan karena mereka tidak pandai secara akademik, melainkan perlakuan diskriminatif dari pihak sekolah atas keyakinan yang mereka anut.

"Ketiga anak sudah menyatakan dalam zoom meeting dengan KPAI dan Itjen Kemendikbud Ristek, bahwa mereka tidak mau melanjutkan sekolah jika mereka tidak naik kelas lagi untuk keempat kalinya," tutur Retno.


Sumber : cnnindonesia.com

Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.

Posting Komentar untuk "Kepala Sekolah Buka Suara soal 3 Siswa SD Tak Naik Kelas"