Indonesia dikenal dunia akan kekayaan alam. Tidak hanya tambang, tapi juga hasil alam dari pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian dan perkebunan ini pun jadi andalan ekspor Indonesia seperti sawit, karet, kopi, coklat, tembakau, gula, gandum, dan lainnya.
Ekspor sawit merupakan hasil kebun dengan nilai ekspor terbesar untuk komoditas non migas. Pada Juli 2021, ekspor sawit sebesar US$ 2,8 miliar. Selain sawit ada karet, kopi, teh, tebu, tembakau, dan kakao yang jadi andalan ekspor Indonesia.
Komoditas perkebunan itu ditanam di lahan jutaan hektar dan bisa menghasilkan jutaan ton per tahun sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara.
Berikut tabel perkiraan luas lahan, produktivitas dan produksi komoditas perkebunan Indonesia tahun 2021.
Komoditas : Sawit
Luas Lahan (ha) 15,081,021
Produktivitas( kg/ha) 3,947
Produksi (ton) 49,710,345
Komoditas : Karet
Luas Lahan (ha) 3,692,352
Produktivitas( kg/ha) -
Produksi (ton) 3,121,474
Komoditas : Tebu
Luas Lahan (ha) 443,501
Produktivitas( kg/ha) -
Produksi (ton) 2,364,321
Komoditas : Kopi
Luas Lahan (ha) 1,249,615
Produktivitas( kg/ha) -
Produksi (ton) 765,415
Komoditas : Kakao
Luas Lahan (ha) 112,053
Produktivitas( kg/ha) 736
Produksi (ton) 728,046
Komoditas : Tembakau
Luas Lahan (ha) 236,687
Produktivitas( kg/ha) 1,124
Produksi (ton) 261,011
Komoditas : Teh
Luas Lahan (ha) 112,053
Produktivitas( kg/ha) 1,551
Produksi (ton) 129,529
Berdasarkan tabel di atas, sawit jadi komoditas yang diperkirakan memiliki produksi terbesar dengan 49 juta ton pada tahun 2021. Sawit ditanam di area seluas 15 juta ha dengan produktivitas 3.9 ribu kg/ha.
Jika mengacu pada harga CPO MYR 4.382/ton, maka kira-kira nilai potensi maksimal produksi CPO Indonesia tahun 2021 sebesar MYR 287,52 miliar dari potensi produksi maksimal 65,6 juta ton. Jika dirupiahkan mencapai Rp 982 triliun (kurs Rp 3.416,57).
Dalam jangka menengah Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), dalam rencana strategis EBTKE, memperkirakan kontribusi bioenergi akan mencapai 32.654 MWe (Mega Watt Electrical) pada 2024.
"Indonesia menjadi negara produksi terbesar di dunia dengan kapasitas 137.000 (barrel oil per day), sedangkan Amerika setara 112.000 bopd, Brszil 99.000 bopd, Jerman 62,500 bopd," kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian, dalam Acara New Energy Conference CNBC Indonesia, Senin (26/4/2021).
Di urutan kedua ada karet dengan perkiraan produksi tahun 2021 sebesar 3 juta ton dan ditanam di lahan yang diperkirakan seluas 3,7 juta ha.
Jika mengacu pada harga karet Pasar Osaka JPY 207.6/kg, maka kira-kira nilai produksi karet pada tahun 2021 sebesar JPY 587.87 miliar. Jika dirupiahkan mencapai Rp 75 triliun (kurs Rp 128.45).
Peluang karet menjanjikan karena bahan baku karet sintetis semakin terbatas. Sehingga kebutuhan karet alam semakin meningkat. Karet alam Indonesia memiliki spesifikasi teknis yang dibutuhkan oleh industri ban dan berbagai jenis industri berasal karet lainnya.
Tebu sebagai bahan baku pembuatan gula diperkirakan memiliki produksi terbesar ketiga pada tahun 2021 dengan total produksi 2,4 juta ton. Luas lahan tanam tebu sebesar 443 ha.
Kopi jadi komoditas yang memiliki lahan tanam terbesar ketiga dengan luas lahan pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 1,3 juta ha. Produksi kopi pada tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 765 ribu ton pada tahun 2021.
Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Kopi memiliki potensi yang baik dari dalam negeri maupun ekspor karena penikmat kopi pun terus bertumbuh dan industri coffee shop juga mampu bertahan.
Komoditas pertanian dan perkebunan Indonesia memiliki potensi baik. Bahkan ada yang bernilai hampir Rp 1000 triliun produksinya. Sama seperti komoditas tambang, Indonesia masih mengoptimalkan olahan hasil kebun untuk mendapatkan nilai lebih dari komoditas tersebut.
Posting Komentar untuk "Ada 'Harta Karun' di Kebun RI, Nilainya Hampir Rp 1.000T!"