Baru menikah setahun, Karin (bukan nama sebenarnya), 25, sudah minta cerai. Alasannya, dia tidak sepenuhnya dinafkahi Donwori (nama disamarkan), 27.
Selain itu, uang gaji bulanan juga tidak pernah diberikan kepada Karin. Malah dititipkan ke orang tuanya.
Bukan maksud Karin ingin menguasai gaji suami. Tapi, yang namanya rumah tangga, istri juga punya hak dan keinginan untuk mengelola gaji suami.
Tujuan Karin tentu saja baik. Supaya keuangan keluarga bisa terkontrol. Bisa cukup buat sebulan. Syukur-syukur ada sisa buat ditabung.
Tapi, rupanya pemikiran Donwori tidak seperti itu. Ia merasa Karin bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Toh, Karin juga bekerja. Nah, gaji bulanan Donwori itu dititipkan ke ibunya. Alasannya, agar aman.
Akhirnya, kalau Karin butuh uang dalam jumlah besar dan ia tidak bisa memenuhinya, Donwori menyuruhnya minta ke ibunya alias mertua Karin.
“Lha, iki rumah tangga cap opo? Mosok aku butuh duit gawe kebutuhan sehari-hari kudu njaluk morotuwo. Njalukku jelas neng bojoku toh,” keluh Karin.
Jelas hal itu membuat Karin tidak nyaman. Ia merasa tidak dipercaya, bahkan dianggap sebagai istri. “Bukan maksudku menyepelekan mertua lho ya? Logikanya, kalau sudah berumah tangga, duit itu jadi urusan kita berdua,” lanjutnya.
Tapi, Donwori tetap saja ngeyel. Gajinya ia serahkan ke ibunya. Setiap bulan. Sementara Karin harus melongo, tak dapat apa. Kalau mau beli ini-itu, baru Karin disuruh minta ke mertuanya. “Mosok arep tuku gas wae kudu njaluk moro tua,” Karin mencontohkan.
Sudah bolak-balik Karin meminta penjelasan soal uang bulanan itu. Tapi, lagi-lagi ketika ditanya, apa alasan Donwori menyerahkan uang gajiannya ke orang tua, selalu yang disebutnya soal keamanan.
“Brarti dia ngaggep aku gak iso ngurus duit. Yo wis lah,” tegas perempuan berpipi tembem itu.
Karin yang kesal karena pendapat dan nasihatnya tidak digubris suami, lalu menceritakan masalah itu ke kedua orang tuanya agar mendapat solusi terbaik. Alhasil masalah rumah tangganya malah memicu amarah kedua orang tua Karin.
Bapak dan ibunya yang sejak dulu sudah tau kalau Donwori bukan laki-laki yang baik untuk Karin, malah mengompori agar menceraikannya.
“Iya emang orang tua saya sejak dulu sudah tidak setuju, tapi apa boleh buat, sudah telanjur. Dan itu benar tidak baik buat saya,” ucapnya.
Setelah menerima solusi tersebut, Karin berterus terang kepada Donwori, kalau dirinya ingin cerai. Tentunya hal tersebut membuat suaminya kaget bukan kepalang.
“Setelah saya ceritakan semua permasalahan itu, Mas Wori masih juga belum sadar. Yang ada malah ngotot kalau uang itu sengaja dititipkan agar lebih terkontrol. Ya sudah mau tidak mau, saya tetap ingin cerai. Saya merasa tidak dinafkahi selama menikah,” pungkas Karin yang mengurus sendiri gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya. (RadarSurabaya)
Sumber : https://www.viralmediaa.xyz/
Posting Komentar untuk "Tak Nafkahi Istri, Gaji Semuanya ke Ibu, Suami Kaget Digugat Cerai"