Gaji Kerja Kantoran Dianggap Kurang, Lulusan Sarjana di Bogor Ini Banting Setir Jadi Tukang Parkir




BANYAK orang berpikiran jika punya gelar sarjana kelak bakal mendapat kerjaan enak dan gaji yang besar. Padahal, fakta sesungguhnya tidak demikian. Ada orang yang sudah jadi sarjana justru memilih pekerjaan yang notabene dilakukan orang-orang berpendidikan rendah atau malah tak berpendidikan. Buktinya, seorang sarjana bernama Agung S ini sungguh di luar dugaan. Sudah enak-enak menjadi pegawai kantoran, dirinya malah banting setir alis beralih profesi sebagai tukang parkir!

Dilansir dari JPNN, tukang parkir di wilayah perempatan Giant Yasmin Bogor itu bahkan mampu meraup penghasilan berkisar Rp.100-200 ribu, hanya dalam dua jam! Jelas, pendapatan sebesar itu menggiurkan siapa saja. Tak heran jika Agung pun rela melepas pekerjaannya sebagai pegawai kantoran dan memilih untuk menjadi seorang tukang parkir.

Selain bertitel sarjana, Agung sebenarnya berasal dari latar belakang keluarga yang mampu dari segi ekonomi. Hal ini dibuktikan dari orang tuanya yang mampu membiayai dirinya sampai tamat kuliah di salah satu kampus negeri di Jakarta.

Pria yang akrab disapa Brewok itu, ternyata memiliki penyebab mengapa dirinya tertarik untuk menekuni profesi sebagai tukang parkir. Sebagai pekerja kantoran, Agung harus menghabiskan jam kerjanya mulai pagi hingga sore. Durasi waktu tersebut, membuat dirinya merasa bosan. Terlebih, nominal gaji yang ia dapat juga tak sebesar saat dirinya menjadi tukang parkir.

Profesi barunya itu didapat dengan cara yang tidak sengaja. Berawal dari nongkrong bareng dengan teman-temannya di perempatan Giant Yasmin, Agung mendapatkan uang untuk rokok dengan cara mengatur lalu lintas di daerah tersebut. Lama kelamaan, ia malah tertarik menjadi seorang tukang parkir di wilayah tersebut. Meski demikian Agung bukanlah sosok sembarangan di sana.

Karena berpendidikan, Agung dihormati lantaran menjadi pelopor awal mulanya pembagian shift parkir di perempatan Giant Yasmin. Menurut dirinya, perlu diadakan jadwal shift agar tukang parkir di wilayah tersebut tidak saling berebut. Terlebih, wilayah tersebut cukup terkenal dengan kemacetannya. Terutama saat akhir pekan tiba karena membludaknya jumlah kendaraan yang lewat.

BACA JUGA: Dari Tukang Beca Jadi Sarjana, Inilah Kisah Muhammad Hamzah Amirullah

Meski demikian, kondisi tersebut justru mendatangkan berkah kepada dirinya dan juga rekan-rekan seprofesi. Agung mengaku, ia mendapatkan pemasukan lebih dibandingkan hari-hari biasa. Ya, macet ternyata membuatnya berlimpah rupiah. “Saya kerja dua jam saja. Pendapatannya Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Kalau weekend bisa sampai Rp 400 ribu,” kata Agung. Artinya tiap bulan Agung bisa dapat hingga Rp 6 jutaan hanya dengan bekerja 2 jam per hari!

Bukan masalah sarjana atau tidak, tapi seberapa besar keinginan untuk meraih pendapatan yang besar. Mungkin, hal inilah yang diterapkan oleh Agung di atas. Merasa bosan dengan ritme kerja kantoran, siapa sangka dirinya malah bergelimang rupiah dalam waktu singkat hanya dengan menjadi tukang parkir.


Sumber : https://www.viralmediaa.xyz/

Posting Komentar untuk "Gaji Kerja Kantoran Dianggap Kurang, Lulusan Sarjana di Bogor Ini Banting Setir Jadi Tukang Parkir"