Ketum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih mengungkapkan kegundahannya karena seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun depan dibuka untuk umum.
Dengan begitu, semua yang berstatus guru honorer K2, nonkategori, guru swasta, dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG), dengan kisaran 20-59 tahun punya kesempatan sama. Tidak ada formasi khusus untuk guru honorer K2 seperti pada rekrutmen PPPK 2019.
Saya bingung memikirkan nasib kawan-kawan. Bukannya meragukan kemampuan mereka tetapi dari hasil rapat koordinasi dan bimbingan teknis pengadaan rekrutmen guru PPPK 2021, seleksinya ketat. Passing grade-nya akan lebih tinggi dibandingkan 2019, keluh Titi kepada JPNN.com, Rabu (16/12).
Pemerintah, lanjutnya, tidak mau menurunkan standar mutunya. Walaupun kuota yang disiapkan sejuta guru, tetapi hanya yang lulus seleksi saja bisa mengisi formasinya.
Titi juga waswas, bila dalam tiga kali kesempatan, honorer K2 tidak bisa lulus tes PPPK, statusnya makin kabur. Sebab, pusat akan mengembalikannya ke daerah.
Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim sudah nyata-nyata mengungkapkan PPPK menjadi solusi bagi honorer K2 usia 35 tahun ke atas yang ingin menjadi aparatur sipil negara (ASN). Makanya pemerintah menyiapkan kuota satu juta dan semua guru honorer bisa bersaing, tuturnya.
Walaupun kesempatan besar, Titi tetap khawatir kalau guru-guru honorer K2 tua down ketika bersaing dengan fresh graduate. Apalagi standar kelulusannya cukup tinggi sehingga semakin sulit untuk mencapainya.
Ya Allah, benar-benar sudah tidak ada kesempatan kah untuk honorer K2 mendapatkan skala prioritas? Saya akan berusaha agar ada kebijakan itu karena honorer K2 tidak boleh diadu dengan fresh graduate, tegasnya.
Dia pun mengimbau, kesempatan tersisa ini dimanfaatkan untuk belajar. Kemendikbud akan memberikan pelatihan daring untuk persiapan guru-guru honorer ikut seleksi PPPK.Manfaatkan itu agar lebih siap. Mulai sekarang bangun kepercayaan diri bahwa honorer K2 pasti bisa karena yang diujikan adalah yang selama ini diakukan sebagai guru, tandasnya.
Sumber : FAJAR.CO.ID
Dengan begitu, semua yang berstatus guru honorer K2, nonkategori, guru swasta, dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG), dengan kisaran 20-59 tahun punya kesempatan sama. Tidak ada formasi khusus untuk guru honorer K2 seperti pada rekrutmen PPPK 2019.
Saya bingung memikirkan nasib kawan-kawan. Bukannya meragukan kemampuan mereka tetapi dari hasil rapat koordinasi dan bimbingan teknis pengadaan rekrutmen guru PPPK 2021, seleksinya ketat. Passing grade-nya akan lebih tinggi dibandingkan 2019, keluh Titi kepada JPNN.com, Rabu (16/12).
Pemerintah, lanjutnya, tidak mau menurunkan standar mutunya. Walaupun kuota yang disiapkan sejuta guru, tetapi hanya yang lulus seleksi saja bisa mengisi formasinya.
Titi juga waswas, bila dalam tiga kali kesempatan, honorer K2 tidak bisa lulus tes PPPK, statusnya makin kabur. Sebab, pusat akan mengembalikannya ke daerah.
Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim sudah nyata-nyata mengungkapkan PPPK menjadi solusi bagi honorer K2 usia 35 tahun ke atas yang ingin menjadi aparatur sipil negara (ASN). Makanya pemerintah menyiapkan kuota satu juta dan semua guru honorer bisa bersaing, tuturnya.
Walaupun kesempatan besar, Titi tetap khawatir kalau guru-guru honorer K2 tua down ketika bersaing dengan fresh graduate. Apalagi standar kelulusannya cukup tinggi sehingga semakin sulit untuk mencapainya.
Ya Allah, benar-benar sudah tidak ada kesempatan kah untuk honorer K2 mendapatkan skala prioritas? Saya akan berusaha agar ada kebijakan itu karena honorer K2 tidak boleh diadu dengan fresh graduate, tegasnya.
Dia pun mengimbau, kesempatan tersisa ini dimanfaatkan untuk belajar. Kemendikbud akan memberikan pelatihan daring untuk persiapan guru-guru honorer ikut seleksi PPPK.Manfaatkan itu agar lebih siap. Mulai sekarang bangun kepercayaan diri bahwa honorer K2 pasti bisa karena yang diujikan adalah yang selama ini diakukan sebagai guru, tandasnya.
Sumber : FAJAR.CO.ID
Posting Komentar untuk "Standar Seleksi PPPK 2021 Bakal Lebih Tinggi, Titi Purwaningsih: Sudah Tidak Adakah Kesempatan Honorer K2 Jadi Prioritas"