Juragan Berita - Sebuah video sekelompok bocah tengah menginjak buku rapor viral di aplikasi TikTok. Sekelompok bocah tersebut adalah lima orang siswi SMPN 1 Suela, Lombok Timur yang masih duduk di bangku kelas 7. Insiden penginjakan rapor membuat para guru di sekolah tersebut kecewa. Berdasarkan rapat pertemuan dewan guru, diputuskan lima siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah.
Kekesalan diungkapkan oleh salah satu guru, Ahmad Riadi yang melihat video setelah pembagian rapor, Sabtu (19/12/2020). Ada setidaknya empat video yang beredaar. Durasi video tersebut 12 hingga 14 detik. "Lihat ini, masak mereka tega mengunggah video seperti ini, kami sangat kecewa.
Apalagi kami tahu video itu viral pasca-pambagian rapor jam 12.30 Waktu Indonesia Tengah, dan dibuat oleh siswi-siswi kami," kata Ahyar sambil menunjukkan video, Selasa (22/12/2020).
Isi rapor sampai tengah malam Ahyar menilai sikap siswinya itu sudah keterlaluan. Menurutnya, guru mengisi rapor dengan sangat hati-hati karena tidak boleh ada coretan atau perbaikan. Banyak guru yang menghabiskan waktu hingga tengah malam, menyelesaikan rapor untuk para murid.
"Mereka itu sungguh keterlaluan, tidak hormat pada kami guru-gurunya, tidak menghargai bagaimana kami mengisi rapor dengan susah payah sampai tengah malam demi mereka, agar tidak ada kesalahan, mereka malah injak-injak rapornya di video TikTok," kata guru Bahasa Inggris itu saat dijumpai Kompas.com di sekolah.
Pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan kelima murid tersebut. Alasannya, poin kenakalan mereka mencapai angka 95 dari batas 75 poin yang ditentukan. Para siswa yang baru enam bulan duduk di bangku SMP itu diminta mencari sekolah lain. Para orang tua murid yang sudah mendapatkan surat panggilan, datang ke sekolah pada Senin. "Kita simpulkan bahwa kelimanya akan kita kembalikan pada orangtua dan diminta mencari sekolah lain, tidak boleh lagi bersekolah di sini. Bukan dipecat, tetapi kita keluarkan, karena identitas sekolah ini sudah diinjak-injak," tegas Ahyar.
Sudah terencana Ahyar juga menilai video itu dibuat dengan sengaja dan sudah terencana. Sebab video TikTok itu seperti telah dikonsep dengan bagus. Dia mengaku sudah mengonfirmasi langsung kepada para siswi. "Mereka mengatakan tidak ada yang menyuruh, semua inisiatif sendiri dan hanya iseng tidak ada tujuan lain. Tapi sudah diputuskan mereka harus keluar," katanya. Ahyar menganggap video tersebut sebagai penghinaan kepada sekolah beserta guru-guru yang sudah membantu siswa belajar. Apalagi di tengah pandemi, guru harus tetap membantu siswa memahami pelajaran meskipun sekolah dilakukan secara daring.
Kompas.com menemui dua dari lima siswi yang dikeluarkan dari sekolah di rumah mereka, Desa Ketangga, Kecamatan Suela. Salah satu siswa berinisial Mr mengaku menyesal setelah videonya viral. "Waktu buat TikTok itu ada kawan yang videokan. Saya tidak mau upload di media sosial, tapi mereka upload. Setelah viral saya sadar saya salah dan ingat Bapak Ibu Guru," kata Mr menunduk dengan mata berkaca-kaca. Siswi lain, BB tampak murung dan menyesali perbuatannya.
"Iya saya menyesal dan malu. Saya salah. Mau minta maaf sama Pak Guru, Ibu Guru," kata BB. Saat itu teman-teman BB juga mendatanginya untuk memberi semangat. "Itu banyak yang akan tolong, jangan takut, berhenti buat TikTok gitu," kata teman-teman BB. Keduanya menyampaikan minta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Mereka berharap masih bisa bersekolah di SMPN 1 Suela.
Anaknya histeris hingga tak mau makan Salah satu orangtua siswa bernama Baiq Raehan (38) menuturkan, para orangtua dikumpulkan oleh pihak sekolah. Mereka lalu diberi penjelasan jika anak-anak tersebut membuat video TikTok yang dinilai melanggar aturan sekolah.
"Kami dikumpulkan dan dijelaskan bahwa anak kami membuat TikTok yang menginjak injak rapor sekolah, dan karena perbuatan itulah mereka dikeluarkan. Anak-anak teriak histeris tidak menyangka kalau harus dikeluarkan dari sekolah," jelas Raehan. Ia menyayangkan sanksi dikeluarkan dari sekolah tanpa adanya peringatan ke anak-anak terlebih dahulu.
Akibatnya, anak-anak mereka syok ketika diberitahu perihal sanksi. Tak hanya menangis histeris, bahkan ada siswa yang tak mau makan. "Anak saya menangis, tidak mau makan. Kaget dia, gara-gara TikTok dia dikeluarkan dari sekolah, kami juga orangtua kaget, bagaimana ini? bisakah anak sekolah lagi?" ujar Raehan cemas.
Kekesalan diungkapkan oleh salah satu guru, Ahmad Riadi yang melihat video setelah pembagian rapor, Sabtu (19/12/2020). Ada setidaknya empat video yang beredaar. Durasi video tersebut 12 hingga 14 detik. "Lihat ini, masak mereka tega mengunggah video seperti ini, kami sangat kecewa.
Apalagi kami tahu video itu viral pasca-pambagian rapor jam 12.30 Waktu Indonesia Tengah, dan dibuat oleh siswi-siswi kami," kata Ahyar sambil menunjukkan video, Selasa (22/12/2020).
Isi rapor sampai tengah malam Ahyar menilai sikap siswinya itu sudah keterlaluan. Menurutnya, guru mengisi rapor dengan sangat hati-hati karena tidak boleh ada coretan atau perbaikan. Banyak guru yang menghabiskan waktu hingga tengah malam, menyelesaikan rapor untuk para murid.
"Mereka itu sungguh keterlaluan, tidak hormat pada kami guru-gurunya, tidak menghargai bagaimana kami mengisi rapor dengan susah payah sampai tengah malam demi mereka, agar tidak ada kesalahan, mereka malah injak-injak rapornya di video TikTok," kata guru Bahasa Inggris itu saat dijumpai Kompas.com di sekolah.
Pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan kelima murid tersebut. Alasannya, poin kenakalan mereka mencapai angka 95 dari batas 75 poin yang ditentukan. Para siswa yang baru enam bulan duduk di bangku SMP itu diminta mencari sekolah lain. Para orang tua murid yang sudah mendapatkan surat panggilan, datang ke sekolah pada Senin. "Kita simpulkan bahwa kelimanya akan kita kembalikan pada orangtua dan diminta mencari sekolah lain, tidak boleh lagi bersekolah di sini. Bukan dipecat, tetapi kita keluarkan, karena identitas sekolah ini sudah diinjak-injak," tegas Ahyar.
Sudah terencana Ahyar juga menilai video itu dibuat dengan sengaja dan sudah terencana. Sebab video TikTok itu seperti telah dikonsep dengan bagus. Dia mengaku sudah mengonfirmasi langsung kepada para siswi. "Mereka mengatakan tidak ada yang menyuruh, semua inisiatif sendiri dan hanya iseng tidak ada tujuan lain. Tapi sudah diputuskan mereka harus keluar," katanya. Ahyar menganggap video tersebut sebagai penghinaan kepada sekolah beserta guru-guru yang sudah membantu siswa belajar. Apalagi di tengah pandemi, guru harus tetap membantu siswa memahami pelajaran meskipun sekolah dilakukan secara daring.
Kompas.com menemui dua dari lima siswi yang dikeluarkan dari sekolah di rumah mereka, Desa Ketangga, Kecamatan Suela. Salah satu siswa berinisial Mr mengaku menyesal setelah videonya viral. "Waktu buat TikTok itu ada kawan yang videokan. Saya tidak mau upload di media sosial, tapi mereka upload. Setelah viral saya sadar saya salah dan ingat Bapak Ibu Guru," kata Mr menunduk dengan mata berkaca-kaca. Siswi lain, BB tampak murung dan menyesali perbuatannya.
"Iya saya menyesal dan malu. Saya salah. Mau minta maaf sama Pak Guru, Ibu Guru," kata BB. Saat itu teman-teman BB juga mendatanginya untuk memberi semangat. "Itu banyak yang akan tolong, jangan takut, berhenti buat TikTok gitu," kata teman-teman BB. Keduanya menyampaikan minta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Mereka berharap masih bisa bersekolah di SMPN 1 Suela.
Anaknya histeris hingga tak mau makan Salah satu orangtua siswa bernama Baiq Raehan (38) menuturkan, para orangtua dikumpulkan oleh pihak sekolah. Mereka lalu diberi penjelasan jika anak-anak tersebut membuat video TikTok yang dinilai melanggar aturan sekolah.
"Kami dikumpulkan dan dijelaskan bahwa anak kami membuat TikTok yang menginjak injak rapor sekolah, dan karena perbuatan itulah mereka dikeluarkan. Anak-anak teriak histeris tidak menyangka kalau harus dikeluarkan dari sekolah," jelas Raehan. Ia menyayangkan sanksi dikeluarkan dari sekolah tanpa adanya peringatan ke anak-anak terlebih dahulu.
Akibatnya, anak-anak mereka syok ketika diberitahu perihal sanksi. Tak hanya menangis histeris, bahkan ada siswa yang tak mau makan. "Anak saya menangis, tidak mau makan. Kaget dia, gara-gara TikTok dia dikeluarkan dari sekolah, kami juga orangtua kaget, bagaimana ini? bisakah anak sekolah lagi?" ujar Raehan cemas.
Sumber: kompas.com
Demikian informasi yang bisa kami bagikan kepada semua rekan pembaca setia informasigurunasional semoga bermanfaat, jangan lupa simak informasi terbaru lainya di bawah ini.
Demikian informasi yang bisa kami bagikan kepada semua rekan pembaca setia informasigurunasional semoga bermanfaat, jangan lupa simak informasi terbaru lainya di bawah ini.
Posting Komentar untuk "Raport di Injak Injak Siswa, Guru: & quot; Mereka Tidak Menghargai Kami Mengisi Rapor Sampai Tengah Malam"