Informasiguru_Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof. Dr. Arief Rachman menyebut bahwa selain siswa dan orang tua, rupanya guru juga sangat terdampak pandemi COVID-19.
"Guru memimpin dalam keadaan kritis menata masa depan bagi pendidikan," kata Arief dalam Webinar Peringatan Hari Guru Sedunia gelaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dipantau di kanal Youtube Kemendikbud RI, Kamis (8/10/2020).
Arief memberikan sejumlah materi mengenai peran baru guru dalam pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Ada peran baru dan tuntutan kompetensi guru pada saat sekarang ini, peran guru dimasa pandemi, tuntutan kompetensinya apa, lalu pemberdayaan guru dan pengetahuan baru," kata dia.
Arief meneruskan meskipun dalam pandemi ini dipastikan bahwa Kemendikbud mencapai tujuan pendidikan, sebab menurutnya, mereka memiliki tanggung jawab dan harus mengaktifkan semua orang tua, guru, peserta didik, untuk memprioritaskan kesehatan dari pada pendidikan.
"Pertama, memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademik dan non akademik, mempersiapkan materi dan hasil evaluasi pembelajaran," kata dia.
Kedua, kata dia, Guru juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan keselamatan peserta didik secara fisik dan psikis. Ketiga, memberikan penguatan aktif dan memberikan pemahaman kepada siswa guna mentaati semua protokol kesehatan.
"Keempat, dengan tetap memprioritaskan fasilitasi terhadap pembelajaran siswa, guru kini harus senantiasa memberikan dukungan emosional bagi siswa, orang tua, dan juga keluarga," ujarnya.
Kemudian yang kelima, Guru harus dapat melakukan komunikasi dan mengembangkan kerja sama yang baik dengan kepala sekolah, orang tua atau keluarga siswa untuk membangun kepercayaan dan mendukung proses pendidikan.
Selain itu adan tuntutan kompetensi guru di masa pandemi yang dirangkum Arief secara ringkas. Seperti pertama, kemampuan berinovasi memanfaatkan bermacam digital tools, menyelenggarakan kelas online, penerapan kurikulum yang memperkuat model multidisiplin dan kolaboratif dalam belajar mengajar.
Kedua, kemampuan menata ulang akuntabilitas, menentukan metode dalam proses assesment. Ketiga, kemampuan menyelenggarakan pendidikan yang membantu siswa berkembang secara akademis, fisik dan psikis, dengan menyeimbangkan antara "old" knowledge dengan mekanisme digital.
Keempat, kemampuan menyajikan pendidikan dan pengajaran yang merata termasuk bagi yang paling rentan. Kelima, kemampuan komunikasi untuk mensinergikan pandangan dan visi proses pendidikan anak dengan kepala sekolah termasuk orang tua atau keluarga.
Selain itu, harus ada pula pemberdayaan Guru dan pengetahuan. Seperti dalam pembelajaran, dimana Guru harus mengidentifikasi masalah emosional siswa dan campur tangan untuk mendukung siswa dan mengurangi masalah.
"Kemudian, assessment, bagaimana guru mengevaluasi perkembangan kemampuan siswa, mengindentifikasi kebutuhan pembelajaran sekaligus memberi feedback dan membangun kemampuan self-assessment skill siswa."
Guru juga harus melakukan pemberdayaan pendidikan dengan pembaharuan, misalnya terlibat secara efektif dengan semua pihak baik orang tua atau keluarga untuk memimpin pembelajaran secara kolektif.
Terakhir, Ada kerangka transisi dan paska pandemi, dimensinya penugasan guru, kesehatan dan keselamatan yang terpenting dan dampaknya secara emosional. Lalu guru-guru harus memiliki persiapan dan pembelajaran yang kuat, guru harus bisa mengenali kondisi saat ini.
"Menuju masa depan dengan membangun sistem dan sekolah yang tangguh pasca pandemi. Kita harus mempersiapkan, Memulihkan, Merencanakan (plan), melindung, Mengevaluasi/refleksi para murid," ucapnya.
Sumber : AKURAT.CO
Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.
Posting Komentar untuk "Tak Hanya Siswa dan Orang Tua, Guru Juga Ternyata Ikut Terdampak Pandemi COVID-19"